Desa Tanjung, yang terletak di Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan,
merupakan salah satu desa pesisir yang kaya akan kekayaan alam, terutama sumber
daya laut. Di desa ini, terdapat sebuah tradisi adat yang telah dilestarikan
selama bertahun-tahun, yaitu adat petik laut atau dalam bahasa setempat dikenal
sebagai "Rokatasek". Adat ini tidak hanya menjadi bagian integral
dari budaya masyarakat Desa Tanjung, tetapi juga berperan penting dalam menjaga
keberlanjutan sumber daya laut dan kehidupan masyarakat pesisir.
Adat petik laut atau Rokatasek adalah praktik tradisional yang dilakukan
oleh nelayan dan masyarakat setempat dalam mengumpulkan hasil laut dengan cara
yang berkelanjutan. Rokatasek dilakukan pada waktu tertentu, biasanya pada saat
pasang surut tertentu yang dipercaya memberikan hasil yang melimpah. Para
nelayan dan masyarakat Desa Tanjung berkumpul di pantai dan membentuk kelompok
yang saling bekerja sama dalam menjalankan adat petik laut ini.
Proses Rokatasek dimulai dengan pemberian doa oleh pemimpin adat sebagai
ungkapan rasa syukur dan permohonan keselamatan kepada Tuhan yang Maha Esa.
Setelah itu, para nelayan dan masyarakat menggunakan peralatan tradisional
seperti jaring, keranjang, dan alat tangkap lainnya untuk mengumpulkan hasil
laut seperti ikan, udang, kepiting, kerang, dan berbagai jenis biota laut
lainnya. Penting untuk dicatat bahwa dalam adat petik laut, diterapkan prinsip
pengambilan hasil laut secara selektif, dengan menghindari penggunaan alat
tangkap yang merusak habitat dan mengganggu reproduksi sumber daya laut.
Selama proses Rokatasek, kegiatan ini juga diiringi dengan berbagai
kesenian dan tarian tradisional yang menambah semarak suasana. Para nelayan dan
masyarakat Desa Tanjung bersama-sama merayakan hasil tangkapan yang berhasil,
sebagai bentuk kebersamaan dan apresiasi terhadap alam yang melimpahkan rezeki.
Selain itu, proses ini juga menjadi ajang edukasi bagi generasi muda tentang
pentingnya menjaga keberlanjutan sumber daya laut dan warisan budaya lokal.
Keberlanjutan adat petik laut atau Rokatasek di Desa Tanjung dapat
menjadi contoh inspiratif bagi daerah lain dalam mengelola sumber daya laut
secara berkelanjutan. Prinsip-prinsip adat yang diterapkan dalam petik laut ini
mendorong kesadaran masyarakat untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut,
menghindari penangkapan berlebihan, dan melindungi habitat laut yang penting
bagi keberlanjutan kehidupan laut.
Pemerintah setempat dan lembaga terkait perlu memberikan dukungan yang
berkelanjutan untuk menjaga keberlangsungan adat petik laut atau Rokatasek.
Dukungan tersebut dapat berupa program pendidikan dan pelatihan mengenai
pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan, pengembangan teknologi
tradisional yang ramah lingkungan, serta promosi dan pemasaran produk hasil
laut yang dihasilkan melalui adat petik laut.
Di era globalisasi dan modernisasi yang terus berkembang, menjaga dan
melestarikan adat petik laut atau Rokatasek di Desa Tanjung menjadi tantangan
yang perlu ditangani dengan bijaksana. Dengan kesadaran dan kolaborasi yang
kuat antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga terkait, adat petik laut ini
dapat terus dilestarikan sebagai warisan budaya yang bernilai, sambil tetap menjaga
keberlanjutan sumber daya laut dan kehidupan masyarakat pesisir Desa
Tanjung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar